Kamis, 22 November 2012

Lawang Sewu, Diantara Sejarah Dan Mistis


       Lawang Sewu, sebuah bangunan yang tidak pernah berhenti mempesona para penikmat sejarah dan misteri. Seribu kisah telah dibisikannya, mulai dari kisah heroik para pejuang, hingga kisah mistis mereka yang telah mengunjunginya.


      Melalui artikel ini, mari kita coba membuka satu demi satu pintu misteri yang dimilikinya, menyingkap tabir mistis dan menapaki sejarahnya, buka mata dan lihatlah dari berbagai sisi.





Sejarah


      Lawang Sewu merupakan sebuah gedung di Semarang, Jawa Tengah yang merupakan kantor dari Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Terletak di bundaran Tugu Muda yang dahulu disebut Wilhelminaplein.



      Masyarakat setempat menyebutnya Lawang Sewu (Seribu Pintu) dikarenakan bangunan tersebut memiliki pintu yang sangat banyak. Kenyataannya, pintu yang ada tidak sampai seribu. Bangunan ini memiliki banyak jendela yang tinggi dan lebar, sehingga masyarakat sering menganggapnya sebagai pintu (lawang).



      Bangunan kuno dan megah berlantai dua ini setelah kemerdekaan dipakai sebagai kantor Djawatan Kereta Api Repoeblik Indonesia (DKARI) (sekarang PT Kereta Api Indonesia / PT. KAI). Selain itu pernah dipakai sebagai Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer (Kodam IV/Diponegoro) & Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Perhubungan Jawa Tengah. 



      Pada masa perjuangan gedung ini memiliki catatan sejarah tersendiri yaitu ketika berlangsung peristiwa Pertempuran lima hari di Semarang (14 Oktober - 19 Oktober 1945). 





      Gedung tua ini menjadi lokasi pertempuran yang hebat antara pemuda AMKA (Angkatan Muda Kereta Api) melawan Kempetai dan Kidobutai, Jepang.


Pembangunan

      Lawang Sewu adalah salah satu bangunan bersejarah yang dibangun oleh pemerintahan kolonial Belanda, pada 27 Februari 1904. Awalnya bangunan tersebut didirikan untuk digunakan sebagai Het Hoofdkantoor van de Nederlansch Indische Spoorweg Maatscappij (NIS) atau Kantor Pusat Perusahan Kereta Api Swasta NIS. 












      NIS mempercayakan rancangan gedung kantor pusat NIS di Semarang kepada Prof. Jacob F. Klinkhamer (TH Delft) dan B.J. Ouendag, arsitek yang berdomisili di Amsterdam. Seluruh proses perancangan dilakukan di Negeri Belanda, baru kemudian gambar-gambar dibawa ke kota Semarang. 

      Melihat dari cetak biru Lawang Sewu tertulis bahwa site plan dan denah bangunan ini telah digambar di Amsterdam pada tahun 1903, begitu pula kelengkapan gambar kerjanya dibuat dan ditandatangi di Amsterdam tahun 1903.


Kisah Mistis

      ketenaran Lawang Sewu bukan berasal dari cerita sejarahnya, melainkan mistis yang kuat yang tersimpan rapat di gedung yang memiliki banyak pintu ini.





      Lawang Sewu dipercaya banyak ditinggali hantu-hantu Belanda dan Jepang. Hantu-hantu yang sering dibicarakan warga sekitar adalah arwah para tentara Belanda dan Jepang yang masing-masing punya daerah kekuasaan sendiri-sendiri.




      Di pintu depan paling barat bangunan tua itu dipercaya dikuasai oleh sosok hantu tentara Belanda. Setiap kali muncul sosok yang penampakannya selalu mengenakan pakaian seragam serdadu lengkap dengan senapan laras panjang.



      Lain lagi di salah satu ruang paling depan yang ditengarai dulunya menjadi pos penjagaan tentara Nipon, di sekitar tempat itu dikuasai oleh sosok gaib yang berwujud serdadu Jepang. Khusus makhluk gaib yang satu ini, mereka terlihat bengis dan kejam. Kumisnya panjang melintang, mereka kerap kali muncul membawa sebilah samurai panjang.



      Selain hantu tentara Belanda dan Jepang, hantu perempuan tidak kalah seram di tempat tersebut. Dari dalam gedung tersebut sering kali terdengar jeritan-jeritan suara perempuan yang diperkirakan jeritan itu berasal dari jerit noni-noni Belanda. Bahkan, setiap muncul jeritan pasti disusul suara derap sepatu laras tentara Belanda dan Jepang. 

      Sepertinya arwah mereka kompak, namun suara jeritan itu diperkirakan jeritan noni Belanda yang ketakutan ketika melihat aksi pembantaian Jepang terhadap tentara Belanda.

      Konon, banyak tentara Belanda yang tewas disembelih tentara Jepang. Sehingga suara jeritan itu kadang disusul jeritan tentara Belanda yang kesakitan.




      Namun, dari sekian banyaknya mahkluk halus yang menjaga gedung lawang sewu tersebut, menurut beberapa paranormal asal Semarang tidak akan mengganggu masyarakat apabila nekat masuk ke dalam gedung.


Akhir Kata





      Lawang Sewu, memang tidak pernah berhenti membuat kagum para  penikmat misteri, kisah-kisah yang terungkap, belum cukup memuaskan dahaga mereka yang mengaguminya. Banyak misteri yang belum terungkap, menunggu untuk kita singkap, di balik sejarah kelam dan kisah mistik nya tesisip kisah heroik para pejuang kemerdekaan yang patut kita teladani. 

      Datang, lihat dan alami, pandang lawang Sewu dalam berbagai sisi, dan ungkap misteri di baliknya.







Artikel Terkait

Tidak ada komentar: